10
November kemarin, seperti tahun-tahun sebelumnya kita biasa memperingatinya
sebagai Hari Pahlawan. Hari dimana pada saat itu terjadi perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan
Belanda. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan
asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar
dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol
nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Perjuangan arek-arek Surabaya boleh dikatakan merupakan
perjuangan total. Banyak sekali rentetan peristiwa yang saling
sambung-menyambung membentuk mata rantai yang tiada putus dalam perjuangan
mereka. Saat itu juga rakyat Surabaya yang dipelopori oleh Bung Tomo,
rela mempertaruhkan nyawanya dan
bertarung habis-habisan dengan pasukan Belanda untuk mempertahan kemerdekaan
Republik Indonesia, walaupun dengan peralatan seadanya. “Merdeka atau Mati!”,
kata-kata dari Bung Tomo inilah yang menjadi semangat perjuangan arek-arek
Surabaya.
Semangat itulah yang kiranya dapat kita lakukan sekarang dalam
mengbangun Indonesia. Kita sebagai generasi muda dapat melakukan hal yang sama,
namun tentunya bukan dengan berperang dan mengankat senjata. Kita dapat membatu
masyarakat Indonesia melalui ilmu pengetahuan karena kemajuan bangsa sangat
bergantung pada ilmu pengatahuan dan teknologi.
Bangsa Indonesia saat ini boleh dikatakan masih sangat kurang
dalam menerapkan teknologi. Teknologi yang ada sekarang umumnya hanya dapat
dirasakan kalangan menengah atas. Padahal sebenarnya jika semua dapat dirasakan
seluruh masyarakat Indonesia, tentu dapat membangun dan mensejahterakan Indonesia.
Hal inilah yang dapat kita lakukan sekarang sebagai pemuda generasi penerus bangsa.
Dengan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi saat ini tentu kita dapat
membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar sesuai dengan cita-cita para
pejuang dahulu.
Setiap orang harus
berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10
November, tetapi berlangsung setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya
kita harus mampu bertanya pada diri sendiri apakah rela mengorbankan diri untuk
mengembangkan diri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kita masing-masing
demi kemajuan bangsa Indonesia. Maka
dari itu Peringatan Hari Pahlawan sebaiknya dijadikan momentum sebagai hari
besar yang dirayakan secara khidmat, dan dengan rasa kebanggaan yang besar,
karena merupakan kesempatan bagi generasi penerus dalam membangun bangsa. Merdeka!