Minggu, 15 November 2015

Semangat Perjuangan 10 November dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

10 November kemarin, seperti tahun-tahun sebelumnya kita biasa memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Hari dimana pada saat itu terjadi perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Perjuangan arek-arek Surabaya boleh dikatakan merupakan perjuangan total. Banyak sekali rentetan peristiwa yang saling sambung-menyambung membentuk mata rantai yang tiada putus dalam perjuangan mereka. Saat itu juga rakyat Surabaya yang dipelopori oleh Bung Tomo, rela  mempertaruhkan nyawanya dan bertarung habis-habisan dengan pasukan Belanda untuk mempertahan kemerdekaan Republik Indonesia, walaupun dengan peralatan seadanya. “Merdeka atau Mati!”, kata-kata dari Bung Tomo inilah yang menjadi semangat perjuangan arek-arek Surabaya.
Semangat itulah yang kiranya dapat kita lakukan sekarang dalam mengbangun Indonesia. Kita sebagai generasi muda dapat melakukan hal yang sama, namun tentunya bukan dengan berperang dan mengankat senjata. Kita dapat membatu masyarakat Indonesia melalui ilmu pengetahuan karena kemajuan bangsa sangat bergantung pada ilmu pengatahuan dan teknologi.
Bangsa Indonesia saat ini boleh dikatakan masih sangat kurang dalam menerapkan teknologi. Teknologi yang ada sekarang umumnya hanya dapat dirasakan kalangan menengah atas. Padahal sebenarnya jika semua dapat dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, tentu dapat membangun dan mensejahterakan Indonesia. Hal inilah yang dapat kita lakukan sekarang sebagai pemuda generasi penerus bangsa. Dengan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi saat ini tentu kita dapat membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar sesuai dengan cita-cita para pejuang dahulu.


Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya kita harus mampu bertanya pada diri sendiri apakah rela mengorbankan diri untuk mengembangkan diri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kita masing-masing demi kemajuan bangsa Indonesia.  Maka dari itu Peringatan Hari Pahlawan sebaiknya dijadikan momentum sebagai hari besar yang dirayakan secara khidmat, dan dengan rasa kebanggaan yang besar, karena merupakan kesempatan bagi generasi penerus dalam membangun bangsa. Merdeka!

Kamis, 24 September 2015

Perbaikan Tanah Lunak (Soil Improvement)



Perbaikan Tanah
Sekitar 20 juta hektar atau lebih dari 10% dari luas daratan di Indonesia merupakan tanah lunak yang terdiri dari tanah lempung lunak (soft clay soil) dan tanah gambut (peat soil). Tanah lempung lunak di Indonesia tersebar di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, pantai timur Pulau Sumatera, pantai barat, selatan, dan timur Pulau Kalimantan, pantai selatan Pulau Sulawesi serta pantai barat dan selatan Pulau Papua. Berikut peta distribusi tanah lunak dan lokasi tanah lempung lunak di Indonesia :
Peta Distribusi Tanah Lunak di Indonesia
Sumber : Power Point PT Teknindo Geosistem Unggul – Aplikasi Geosintetik dan Instrumen Geoteknik Untuk Perbaikan Tanah Lunak

Peta Lokasi Tanah Lempung Lunak di Indonesia
Sumber : Power Point PT Teknindo Geosistem Unggul – Aplikasi Geosintetik dan Instrumen Geoteknik Untuk Perbaikan Tanah Lunak


Untuk pengembangan prasarana wilayah di Indonesia, tidak menutup kemungkinan bahwa infrastruktur harus dibangun pada daerah-daerah yang kondisi lapisan tanah dasarnya berupa tanah lempung lunak. Mengingat adanya masalah pada tanah lempung lunak yang cukup berpengaruh pada keberhasilan pembangunan infrastruktur maka harus dilakukan perbaikan tanah agar infrastruktur tersebut tidak rusak sebelum umur yang direncanakan.
Pada dasarnya, perbaikan tanah mempunyai tujuan secara umum, yaitu meningkatkan daya dukung dan kuat geser tanah, meningkatkan modulus tanah, mengurangi kompresibilitas tanah, mengontrol stabilitas volume (shrinkage dan swelling) tanah, mengurangi kerentanan terhadap liquefaction, memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi, dan memperkecil pengaruh untuk daerah sekitarnya. 

Metode Perbaikan Tanah
Untuk memperbaiki kondisi tanah belakangan ini, semakin banyak tawaran metode yang dapat dipilih. Menurut Mitchell (1981), perbaikan tanah meliputi :
  1. Pemadatan tanah, terutama untuk pemadatan tanah dalam (deep compaction) dengan menggunakan penumbuk berat dan ledakan (blasting).
  2. Pemadatan tanah (soil compression), terutama yang menyangkut pemampatan awal (precompression) dengan pembebanan awal (preloading) dan penggunaan drain vertikal (vertical drain), serta pemampatan tanah secara electro osmosis.
  3. Injeksi dengan grouting ke dalam tanah untuk memperkuat tanah dasar dan menstabilkan struktur tanahnya.
  4. Stabilisasi tanah dengan bantuan bahan luar (tambahan) atau dengan bantuan bahan-bahan kimia yang dicampur tanah asli.
  5. Stabilisasi cara termal.
  6. Pemberian perkuatan dalam tanah (reinforcement), baik reinforcement tarik maupun tekan.
Untuk pemilihan metode, tidak dapat asal pilih, tetapi harus sesuai dengan kondisi lapangan dan kriteria yang ditentukan dalam dokumen pelelangan proyek. Kriteria tersebut antara lain jenis dan tingkat perbaikan yang diinginkan, jenis dan struktur tanah serta kondisi aliran tanah, biaya proyek, ketersediaan peralatan dan material, waktu penyelesaian proyek, kemungkinan kerusakan struktur bangunan disekitarnya, dan ketahanan material yang digunakan.